Pada masa pemerintahan presiden Joko Widodo, pasti kita mengenal sosok menteri wanita
yang pemberani yaitu menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti. Siapa yang
tidak kenal beliau. Kenapa saya katakan pemberani, karena beliau berani menenggelamkan
ratusan kapal ilegal demi menjaga laut Indonesia. Sebelum menjadi menteri, Susi
Pudjiastuti adalah seorang pengusaha yang sukses. Berikut adalah Profil singkat
Ibu Susi Pudjiastuti.
Nama : Susi Pudjiastuti
Tempat/Tgl
Lahir : 15 Januari 1965, Pangandaran
Pekerjaan
: Menteri Kelautan dan Perikanan
Pendidikan
: Usia 17 tahun keluar dari SMA ( Tidak Lulus SMA )
Suami
: Christian von Strombeck
Mulai Bisnis
Saat pertama kali memulai usaha di bidang perikanan, tepatnya di daerah
pangandaran, di awal - awalnya berbisnis Susi berpikir bahwa dengan berijasah
SMP bisa jadi apa? maka dengan tekad yang kuat dia pun berjualan keliling kota
Pangandaran dengan menggunakan sepeda motor, beliau menjual bed cover, baju,
hingga berbagai produk alam hasil bumi seperti cengkeh.
Dengan berbekal keinginan untuk maju Susi pun terus berupaya menjual ikan pangandaran ke berbagai daerah, hingga ke Jakarta pun diusahakannya demi mendapatkan pelanggan yang lebih banyak. Jika ada pengiriman ikan ke Jakarta maka Susi harus menyewa Mobil Truk pengangkut ikan dan diisi dengan es batu agar ikannya segar, dan demikian Susi sering menyewa mobil dengan es pendingin hingga akhirnya dia pun bisa memiliki Mobil Trukd dilengkapi es pendingin sendiri.
Beliaupun menjadi salah satu juragan perikanan yang dikenal masyarakan luas di berbagai daerah di Indonesia maupun di Negeri Orang, Hongkong, Jepang, dan Asia Lainnya. Wanita pengagum tokoh Semar dalam pewayangan mengaku telah tiga kali menikah. Tapi, biduk yang telah dia arungi bersama ketiga suaminya tak sebiru laut Pangandaran. Semua karam. Dari suaminya yang terakhirlah, Christian von Strombeck, sang Wonder Woman ini mendapat inspirasi untuk mengembangkan bisnis penerbangan.
Dengan berbekal keinginan untuk maju Susi pun terus berupaya menjual ikan pangandaran ke berbagai daerah, hingga ke Jakarta pun diusahakannya demi mendapatkan pelanggan yang lebih banyak. Jika ada pengiriman ikan ke Jakarta maka Susi harus menyewa Mobil Truk pengangkut ikan dan diisi dengan es batu agar ikannya segar, dan demikian Susi sering menyewa mobil dengan es pendingin hingga akhirnya dia pun bisa memiliki Mobil Trukd dilengkapi es pendingin sendiri.
Beliaupun menjadi salah satu juragan perikanan yang dikenal masyarakan luas di berbagai daerah di Indonesia maupun di Negeri Orang, Hongkong, Jepang, dan Asia Lainnya. Wanita pengagum tokoh Semar dalam pewayangan mengaku telah tiga kali menikah. Tapi, biduk yang telah dia arungi bersama ketiga suaminya tak sebiru laut Pangandaran. Semua karam. Dari suaminya yang terakhirlah, Christian von Strombeck, sang Wonder Woman ini mendapat inspirasi untuk mengembangkan bisnis penerbangan.
Mulai
dengan Bisnis Penerbangan
Saat
dia berkenalan dengan seorang ekspatriat Cristian Von Strombeck, seorang lelaki
berwarga negara prancis yang sering makan alias bertandang di restoran Hilmans
milik Susi. Berawal dari percakapan atau perkenalan biasaa Susi pun akhirnya
dilamar oleh lelaki yang berprofei sebagai Engineer Pesawat di PT Dirgantara
Indonesia ini.
Bersama
Cristian, Susi berimajinasi bagaimana caranya supaya ikan - ikan hasil
tangkapan nelayan dari laut ini bisa sampai di Jakarta atau di kota tujuan
dengan cepat supaya ikan tersebut terlihat masih segar, karena ikan yang segar
merupakan ikan yang paling banyak diminati di pasaran. Satu- satunya jalan,
lanjut Susi, ialah mendirikan landasan- landasan pesawat di desa- desa nelayan
tersebut.
Bayangkan waktu sembilan jam di darat dengan satu jam, sembilan jam pastilah membuat ikan- ikan ini mati. Mau pake es? Beda nilainya, kita tau sendiri ikan dinilai dari tingkat kesegarannya. Jika mati, ujar Susi, harga ikan setiapnya bisa jadi anjlok setengahnya.
Karena melihat potensi ini sangat besar dan sangat diinginkan oleh beliau, maka susi pun terus berupaya untuk mengumpulkan uang dari hasil usaha ikan dan udangnya, tapi apa boleh buat harus menunggu lama untuk bisa membeli pesawat seharga jutaan dollar.
Bayangkan waktu sembilan jam di darat dengan satu jam, sembilan jam pastilah membuat ikan- ikan ini mati. Mau pake es? Beda nilainya, kita tau sendiri ikan dinilai dari tingkat kesegarannya. Jika mati, ujar Susi, harga ikan setiapnya bisa jadi anjlok setengahnya.
Karena melihat potensi ini sangat besar dan sangat diinginkan oleh beliau, maka susi pun terus berupaya untuk mengumpulkan uang dari hasil usaha ikan dan udangnya, tapi apa boleh buat harus menunggu lama untuk bisa membeli pesawat seharga jutaan dollar.
Saat
Tsunami Aceh
Barulah
pada 2004, Bank Mandiri percaya kepada business plan beliau dan memberi
pinjaman sebesar USD 4,7 juta (sekitar Rp 47 miliar) untuk membangun landasan,
serta membeli dua pesawat Cessna Grand Caravan. Namun apa yang terjadi, baru
sebulan dipakai, terjadi bencana tsunami di Aceh. Dengan niat awal hanya untuk
membantu para korban di Aceh, Susi hanya berniat untuk mengangkut makanan,
sandang untuk memenuhi kebutuhan para korban, namun Tuhan memberkati beliau,
ketika hendak balik, banyak lembaga non-pemerintah yang memintanya tetap berpartisipasi
dalam recovery di Aceh.
Ternyata
dari bantuan nama bisnisnya semakin terdengar. Banyak permintaan menyewa
pesawat jadilah ini bisnis sewa menyewa jasa penerbangan. Utang dari Bank
Mandiri sekitar Rp 47 miliar sekarang tinggal 20 persennya.
Itulah
sosok seorang Susi yang berjuang dan bersemangat untuk mengembangkan usaha
serta berjuang juga untuk membantu banyak orang. Di pangandaran, Susi terkenal
sebagai seorang sosok yang baik hati yang mau perbagi dengan orang - orang
miskin, bahkan dari suatu sumber mengatakan, di pangandaran dulu ketika Susi
melihat seorang orang gila yang berkeliaran di jalanan, maka dia akan membawanya
ke rumah kemudian memandikan dan mebersihkanya serta memberikan makanan.
Sungguh
dia memiliki hati yang mulia, rela memberikan tumpangan bagi korban aceh, rela
juga memberikan sejumlah sumbangan untuk mereka yang miskin. Lagi - lagi Susi
harus mengutamakan para pembeli ikannya, karena mereka sensitif soal kesegaran
ikan. Sekali angkut dalam satu pesawat, dia bisa memasukkan 1,1 ton ikan atau
lobster segar. Pembelinya dari Hongkong dan Jepang setiap hari menunggu di
Jakarta.
Jadi
Menteri Kabinet Kerja
Dan
dari pengalamannya di bidang perikanan dan penerbangan tersebut, akhirnya Susi
Pudjiastuti di angkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kelautan dan
Perikanan.
Terimakasih untuk tidak berkomentar SPAM :)
EmoticonEmoticon